02/02/12

Pengertian Majas/ Gaya Bahasa

Our store www.panji14blogspot.com is associate Amazon store. We have right to sell all Amazon products through our online store and 30 days moneyback guarantee. Just make sure when you checkout, &it will directly go to Amazon checkout page. gaya bahasa atau majas adalah suatu cara
mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan ba-hasa yang indah dan personal. Gaya bahasa diguna-kan untuk meningkatkan efek dan menjelaskan ga-gasan-gagasan sehingga dapat dimengerti, baik oleh
pembaca maupun pendengar.
Para ahli telah menemukan enam puluh macam
gaya bahasa/majas dan diklasifikasikan ke dalam
empat kelompok. Keempat kelompok gaya bahasa
yang dimaksud adalah: a) majas perbandingan; b)
majas pertentangan; c) majas pertautan; d) majas
perulangan.
A. Majas perbandingan
Majas perbandingan meliputi:
1) Perumpamaan
Perumpamaan atau simile adalah gaya bahasa
berupa perbandingan dua hal yang pada dasarnya
berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Gaya perban-dingan secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian
kata seperi  laksana, ibarat, bagai, sebagai,  dan
umpama.
Contoh
- Gadis itu  laksana bunga yang sedang
mekar.
- Apa yang ia lakukan ibaratmencari jarum
dalam sekam.
2) Metafora
Metafora adalah suatu gaya bahasa yang mem-buat perbandingan secara langsung antara dua hal
atau benda tanpa dinyatakan secara eksplisit dengan
menggunakan kata sepertidan sejenisnya. Metafora
merupakan gaya bahasa perbandingan yang paling
singkat, padat, dan tersusun rapi.
pemuda adalah tulang punggung negara

3) Personifikasi
Personifikasi atau penginsanan adalah gaya
bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada ba-rang yang tidak bernyawa dan pada ide yang abstrak.

Contoh
- Nyiur melambai-lambai ditiup angin.
- Mentari pagi tersenyum menyambut hari.
4) Antitesis
Antitesis adalah gaya bahasa dengan membuat
suatu perbandingan (komparasi) antara dua antonim
(kata-kata yang menyatakan makna bertentangan
satu sama lain).
- Anak itu malah bangga atas kegagalannya
dalam tes masuk Universitas Negeri.
- Para jenderal itu jelas-jelas bersalah dalam
kasus pelanggaran HAM di tanah air, tetapi
tetap dibela oleh sekelompok elit politik.
5) Pleonasme
Pleonasme adalah suatu gaya bahasa berupa
pemakaian kata yang berlebihan (mubazir), yang se-benarnya tidak perlu. Karena itu, pada sebuah satuan
bahasa disebut pleonasme, artinya tetap utuh apabila
kata yang berlebihan itu dihilangkan.
- Sayalah yang membawa buku itu dengan
tangan saya sendiri.
- Saya melihat kejadian itu  dengan mata
kepala saya sendiri.
2) Litotes
Litotes adalah kebalikan dari hiperbola. Gaya ba-hasa litotes adalah salah satu jenis gaya bahasa yang
berisi pernyataan-pernyataan yang sengaja menye-derhanakan, mengecilkan, atau mengurangi kenya-taan yang sesungguhnya. Hal itu dilakukan dengan
maksud untuk merendahkan diri atau tidak mau me-nonjolkan diri.
6) Tautologi
Tautologi hampir sama dengan pleonasme. Na-mun, pada tautologi, kata-kata yang berlebihan itu
pada dasarnya mengandung pengulangan dari kata
yang lain.
Contoh
- Sang ibu mencintai anak yang merupakan
darah dagingnya sendiri.
- Dody mengawini janda, wanita yang ditinggal
mati suaminya.
B. Majas pertentangan
Majas pertentangan meliputi:
1) Hiperbola
Hiperbola adalah suatu jenis gaya bahasa yang
mengandung pernyataan yang sengaja melebih-lebihkan
isi pernyataan, baik dari segi jumlahnya, ukurannya, mau-pun sifatnya, dengan maksud untuk memperhebat atau
meningkatkan kesan serta pengaruhnya.
- Mayat bergelimpangan di jalan akibat ben-cana tsunami. (ada beberapa orang yang
meninggal)
- Terimalah pemberian kami yang tidak ber-harga ini.
- Kalau Bapak berkenan, mampirlah ke gubuk
kami.

2) Litotes
Litotes adalah kebalikan dari hiperbola. Gaya ba-
hasa litotes adalah salah satu jenis gaya bahasa yang
berisi pernyataan-pernyataan yang sengaja menye-
derhanakan, mengecilkan, atau mengurangi kenya-
taan yang sesungguhnya. Hal itu dilakukan dengan
maksud untuk merendahkan diri atau tidak mau me-
nonjolkan diri.
contoh
- Terimalah pemberian kami yang tidak ber-
harga ini.
- Kalau Bapak berkenan, mampirlah ke gubuk
kami.
3) Ironi
Ironi adalah salah satu jenis majas yang mengan-dung pernyataan dengan makna bertentangan dengan
maksud berolok-olok. Apa yang dikatakan berten-tangan dengan kenyataan untuk maksud berolok-olok.
- Rapi sekali kamarmu, pakaian kotor dan
buku-buku berserakan di mana-mana.
- Doni anak yang rajin, tiap hari bangun jam
sembilan pagi!
4) Paralipsis
Paralipsis adalah sejenis majas yang merupakan
suatu formula yang dipergunakan sebagai sarana
untuk menerangkan bahwa seseorang tidak menga-takan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri
(Tarigan, 1985:191).
Contoh
- Henry mempersunting seorang gadis can-
tik. (maksudnya seorang janda cantik)
- Bukankah negeri tercinta ini masih terjajah?
(maksudnya sudah merdeka)
- Saya tidak suka pada orang yang jujur.
(maksudnya orang munafik)

6) Klimaks
Klimaks adalah sejenis gaya bahasa berupa ka-
limat yang mengandung beberapa pikiran/gagasan
dan disusun secara berurutan dari yang sederhana
meningkat ke hal yang rumit, dari hal yang kurang
penting ke hal yang paling penting.
Contoh
- Tujuan utama pelajaran bahasa Indonesia
agar   siswa memperoleh keterampilan menyi-mak, membaca, berbicara, dan menulis.
- Jangankan sebulan, setahun, sewindu pun
kamu akan kutunggu.
5) Paradoks
Paradoks adalah sejenis majas berupa sebuah
kalimat pernyataan yang mengandung dua hal yang
bertentangan satu sama lain.
Contoh
- Dia mengalami  kesepian di tengah  kera-
maian kota Jakarta.

C. Majas Pertautan
Majas pertautan meliputi:
1) Metonimia
Metonimia adalah sebuah majas yang meng-gunakan nama ciri atau nama hal yang dihubungkan
dengan nama orang, barang, atau hal sebagai peng-gantinya.
Contoh
- Sering terjadi pena mematikan langkah se-orang tokoh dalam karir politiknya.
(pena = tulisan)
- Ia baru saja membeli  Mitsubishi dengan
harga yang murah. (Mitsubishi = mobil)
- Saya suka  membaca Romo Mangun-wijaya. (= karya Romo Mangunwijaya)
2) Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan ba-gian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau
kebalikannya. Sinekdoke terdiri atas dua macam,
yaitu pars pro toto dan totem pro parte. Pars pro toto
adalah menyebutkan sebagian dari suatu hal untuk
menyatakan keseluruhannya. Totem pro parte adalah
menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian.
Contoh
- Jakarta dikecam oleh negara-negara Barat
berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM.
(Pars pro toto)
- Indonesia berhasil menundukkan China dalam
pertandingan Thomas Cup.(Totem pro parte)
Contoh
4) Eufemisme
Eufemisme adalah majas berupa ungkapan yang
lebih halus sebagai pengganti perkataan yang dira-
sakan kasar, yang mungkin menyinggung perasaan,
dan merugikan.
- Tampaknya wanita cantik itu kurang sete-
ngah. (kurang setengah = gila)
- Para  tunakarya disalurkan pemerintah
menjadi TKI. (tunakarya = pengangguran)
3) Alusi
Alusi atau kilatadalah majas berupa acuan yang
menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa
atau tokoh dengan anggapan bahwa hal itu sudah
diketahui bersama, baik penutur/penulis maupun pen-
dengar/pembaca.
Contoh
- Peristiwa Mei 1998 sungguh merupakan tra-
gedi nasional. (peristiwa Mei 1998 = huru-
hara di Jakarta)
- Bencana Aceh  merupakan bencana na-
sional. (bencana Aceh = gempa dan tsunami)
- Wanita itu membenci pria yang sangat di-
cintainya.

D. Majas Perulangan
Gaya bahasa perulangan atau repetisi mengan-dung  perulangan yang terjadi pada bunyi, suku kata,
kata, frasa, dan bagian kalimat. Perulangan itu perlu
untuk memberikan penekanan dalam sebuah kon-teks. Majas perulangan meliputi:
1) Aliterasi
Aliterasi adalah gaya bahasa yang berwujud per-ulangan konsonan yang sama pada seluruh baris.
- bila biduan berani berkicau
- kala kanda kala kacau
Contoh
2) Asonansi
Asonansi adalah jenis gaya bahasa repetisi yang
berupa perulangan pada vokal yang sama.
-sudah luka tujuan terjungkal
- anak daraaman dijaga
3) Antanaklasis
Antanaklasis adalah jenis majas yang berupa
perulangan kata yang sama dengan makna berbeda.
Contoh
- Di Aman ternyata ia tidak merasa aman.
- Kembang itu tidak berkembang.

Tidak ada komentar: